Tuesday, March 24, 2009

Good deeds

Excellence of meeting with a smiling Countenance and Politeness in Speech.


Allah, the Exalted, says:

"Look not with your eyes ambitiously at what We have bestowed on certain classes of them (the disbelievers), nor grieve over them. And lower your wings for the believers (be courteous to the fellow-believers)." (Al-Hijr(15) :88)

"And by the Mercy of Allâh, you dealt with them gently. And had you been severe and harsh¬hearted, they would have broken away from about you; so pass over (their faults), and ask (Allâh's) Forgiveness for them; and consult them in the affairs. Then when you have taken a decision, put your trust in Allâh, certainly, Allâh loves those who put their trust (in Him)." (Al-Imran(3) :159)


************************


`Adi bin Hatim (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "Guard yourselves against the Fire (of Hell) even if it be only with half a date-fruit (given in charity); and if you cannot afford even that, you should at least say a good word.''
[Al-Bukhari and Muslim].

Commentary: This Hadith highlights the point that Sadaqah has great benefits and even in its minimum scope and quantity it can ensure our safety against Hell-fire. We are told that if we do not have even a single date or half of it to give to a needy person, we can manage to have the same benefit by talking to him in a compassionate tone, provided we have Faith in our heart.


*************************


Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported: The Prophet (PBUH) said, "It is also charity to utter a good word.''
[Al-Bukhari and Muslim].

Commentary: In Islam, it is not spending money alone that counts as charity; talking to somebody in a decent way also comes in the same context. Now, one can feel the importance Islam gives to moral values and good manners. This saying of Messenger of Allah (PBUH) is part of a long Hadith mentioned earlier. See Hadith No. 122.


***************************


Abu Dharr (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "Do not disdain a good deed, (no matter how small it may seem) even if it is your meeting with your (Muslim) brother with a cheerful face.''
[Muslim].

Commentary: Every deed approved by the Shari`ah is considered good and rewarding. Howsoever seemingly small people may consider it, it must not be looked at from a highbrow angle. Even to meet people cheerfully is one of the Islamic virtues, though it may appear quite insignificant to some people.



**************************

AIRMATA RASULULLAH S.A.W...


(Sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.)


Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'

'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. 'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ' kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan..

'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.

'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'

'Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.' Perlahan Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu.

Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku' ('peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.')


Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

'Ummatii,ummatii, ummatiii? ' - 'Umatku, umatku, umatku'

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Monday, March 9, 2009

Maulidur Rasul 12 Rabiulawal 1430H

PROPHET MUHAMMAD (PBUH): THE MODEL OF GOODNESS



(12 Rabiulawal)



The behavior and personality of Prophet Muhammad (pbuh) are the best examples to follow in Life. A companion of his, who spent full ten years with him, has said:

"Throughout my stay with him I never heard an indecent word from his lips and never found him rude to anyone. Prophet Muhammad (pbuh) spoke very politely. Prophet Muhammad (pbuh) was kind to everyone."

Although Prophet Muhammad (pbuh) was the Prophet of Allah and had been appointed by Allah to guide the people, yet he was not ashamed of doing his work with his own hands. Prophet Muhammad (pbuh) assisted the members of his family in household work and performed the jobs of other persons with great pleasure. Prophet Muhammad (pbuh) mended his clothes and shoes. He also took part in the construction of Masjid al-Nabi in Medina along with his companions.

His dress was always clean, though simple. Prophet Muhammad (pbuh) was very mindful of cleanliness. Prophet Muhammad (pbuh) washed his hands and mouth before and after taking his meals.

Prophet Muhammad (pbuh) was so kind and generous that he never refused a reasonable request of any person. Prophet Muhammad (pbuh) often distributed edibles among others and went without meals himself. Prophet Muhammad (pbuh) always helped the needy and the poor and went to the houses of the sick to enquire after their health.

Whenever he met anyone he said, 'Salamun Alaikum'. Prophet Muhammad (pbuh) always spoke with a smiling face.

Prophet Muhammad (pbuh) was a model of all the virtues and qualities of a believer described in the Noble Qur'an. None can describe him better than Allah who has said he possessed the noblest character.

"Certainly you have in the Messenger of Allah an excellent exemplar for him who hopes in Allah and the latter day and remembers Allah much." Noble Qur'an (33:21)

"And thou (Muhammad) (standest) on an exalted standard of character." Noble Qur'an (68:4)

"And We have not sent you but as a mercy to the worlds." Noble Qur'an (21:107)

Prophet Muhammad (pbuh) has said, "I have been sent only for the purpose of perfecting good morals".

Prophet Muhammad (pbuh) has said, "The best of you are those who have the best morals".

Prophet Muhammad (pbuh) has said, "You cannot treat people by means of your wealth; hence, you should treat them by means of your moral conduct".

Prophet Muhammad (pbuh) has said, "The most (important) things that cause people to reach Heaven are divine piety and a good temper".

Nuffs

cbox

Recent Visitors

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails